Rabu, 29 April 2009

PIDATO

Definisi:
Pidato merupakan salah satu jenis komunikasi lisan yang bersifat searah. Dan sedikit sekali terjadi komunikasi dua arah. Pidato merupakan penyampaian ide atau gagasan kepada pendengar ( audiende ) lewat bahasa lisan yang dibumbui dengan intonasi, gerak-gerik dan mimik tertentu untuk mencapai efek komunikatif.
Jenis-jenis pidato:
1. Memberitahukan
Memberitahukan kepada pendengar mengenai sesuatu hal dan diharapkan setelah pidato berakhir pendengar mengerti mengenai hal yang disampaikan.
2. Menghibur
Memberikan perasaan senang kepada pendengar dan diharapkan setelah pidato berakhir pendengar merasa terhibur dan merasa puas.
3. Mendorong
Mendorong dan memberikan motivasi kepada pendengar dengan harapan setelah pidato berakhir pendengar merasa terpacu dan termotivasi.
4. Meyakinkan
Memberikan keyakinan kepada pendengar dengan harapan setelah pidato berakhir pendengar merasa tersugesti dan yakin akan hal itu.
5. Bertindak
Memberikan perintah kepada pendengar dengan harapan setelah selesai pidato pendengar tergugah hatinya untuk melaksanakan mengenai apa yang diperintahkan.
Metode-metode pidato:
1. Metode Naskah:
Pembicara membuat naskah dan seutuhnya bergantung pada naskah.
2. Metode Menghafal:
Pembicara menghafalkan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3. Metode Ekstemporan:
Perpaduan antara metode naskah dan menghafal. Pembicara membuat kerangkak pidat dan sedikit dihafapkan.
4. Metode impromptu:
Pembicara tidak mempersiapkan apapun dan seutuhnya berimprovisasi.

Anatomi Pidato:
1. Salam Pembuka
a. Salam Waktu: Selamat pagi, siang, malam, dll
b. Salam Keagamaan: Salam damai, salam sejahtera, Syalom, assalammualaikum
c. Salam kehormatan: Yang terhormat, paduka, yang mulia
2. Pendahuluan
3. Isi
4. Penutup
5. Salam Penutup

Selasa, 28 April 2009

BERITA

BERITA
A. BERITA

Definisi Berita:
Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinila penting atau luar biasa.
Berita dalam bahasa Inggris NEWS
News < new ‘baru’
Nilai yang ditekankan di sini adalah kebaruan ( aktualitas ).
N - North
E - East
W - west
S – South
Artinya, sebuah berita menghimpun segala keterangan dari manapun, dari berbagai sumber, dari keempat penjuru mata angin.

Nilai Berita (news values )
Suatu peristiwa atau kejadian baru dianggap bernilai untuk diberitakan / dijadikan berita apabila mengandung salah satu atau beberapa nilai berita berikut:
1. Objektif : berdasarkan fakta, tidak memihak
2. Aktual : terbaru; belum basi; masih layak diberitakan
3. Luar biasa : besar, aneh, janggal, tidak umum
4. Penting : pengaruh/dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/ terkenal
5. Jarak : familiaritas, kedekatan ( geografis, kultural, psikologis )

Unsur-unsur berita:
Unsur-unsur berita biasa diringkas dalam sebuah rumusan klasik 5W+1H:
a. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
b. Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
c. Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
d. When - kapan terjadinya?
e. Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
f. How - bagaimana terjadinya?
Anatomi Berita:
1. Judul atau kepala berita ( headline )
Headline atau judul sering dilengkapi dengan anak judul. Bagian ini berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan;(2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2. Baris tanggal ( dateline )
Terdiri atas nama media massa, tempat dan tanggal kejadian, untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.

3. Teras berita ( lead atau intro )
Biasanya ditulis pada paragraf pertama sebuah berita, unsur ini menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak.
4. Tubuh berita ( body )
Tubuh atau body berita isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Body merupakan perkembangan berita.
Struktur Berita Ringan:

(1) (2)

Headline Headline

Lead Lead

Dateline Dateline

Body Body

Selasa, 21 April 2009

TANDA BACA baru

No
SOAL
JAWABAN
1.Sudahkah kamu mengerjakan PR matematika

2.Kemarin aku pergi ke Surabaya
3.Lestari Dewi 1998 Supernova Bandug Truedee Book

4.Yth Bpk J Maimana S H

5.Saya ingin datang tapi tidak ada kendaraan

6.Mentari makin ke barat kakekku belum pulang juga

7.
Ketua Drs Ahmad Darmawan
Sekretaris M ratna Murti S E
Bendahara Dra Dini Aulia S H

8.Kata ibu Kamu harus sabar dan jangan lekas marah

9.Di toko itu tersedia buku pensil rautan penggaris dan kertas

10.Pasukan inti akan digerakkan 2 hari sebelum hari H

11.Ayah menangkap kupu kupu untuk adikku

12.Selama periode 1950 1955 Indonesia menganut Konstitusi RIS

13.BPK Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit keuangan negara

14.Bersihkan setiap sampah yang berserakan sekarang

15.Rendra membaca puisi berjudul Balada Terbunuhnya Atmokarpo

16.Padi oryza sativa adalah makanan pokok rakyat Indonesia

17.Ia tinggal di Jalan Melati VI 9

18.Harga kelereng itu Rp 500,00 butir

19.Jangan sampai tragedi 30 September 66 terulang lagi

20.Shuttle Space Pesawat Ulang-Alik

Analisis Puisi ( 8 )

BAHASA INDONESIA
PUISI
Nama : Hari/ Tanggal :
Kelas/ No. Absen :
Kepergianmu
Air matamu mengiris hatiku haluskuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucatterlihat ketakutan kehilangan akan nafasmunafasmu yang mengalir dalam nafaskuKubelai rambutmu dengan kelembutan angin malamterasa getaran menyatu diujung jari-jaritak kuasa menahan gejolak kasihlimpahan nuansa kejora malam yang tak bertepiTak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilutelah terpatri janji pada kedalaman nuraniakan ikut menyatu kegalauan kasih dalam deritameski kekuatan malam hendak meragas
1. Tentukan citraan puisi di atas!
2. Tentukan Efoni dan Kakofoni puisi tersebut!
3. Tentukan pesan moral/ tema puisi di atas!
Undangan Seorang Ibu bernama Pertiwi
Aku ingin mengundangmu
Datang kerumahku yang besar
Tapi akau malu
Rumahku penuh dengan tikus dan kecoa
Tiada tempat tersisa
Dari teras sampai dapur
Dari langit-langit sampai kolong ranjang
Rumahku penuh dengan tikus dan kecoa

Aku ingin mengundangmu datang ke rumahku
Dan memamerkan semua semuanya padamu
Tapi aku tak berdaya
Malu dan putus asa mencengkeramku
Sebab harta itu hampir terkuras habis
Oleh tikus dan kecoa itu
Yang adalah anak-anakku
Anak-anakku
Anak-anakku……
Oleh: Popy Donggo Hutagalung.
1. Tentukan citraan puisi tersebut!
2. Tentukan pemakaian gaya bahasa pada puisis tersebut!
3. Tentukan tema/ pesan moral puis tersebut!

Seekor Capung dan Seekor Ikan
seekor capung
terbang atas kolam
memetik biuh
menerkam gelombang
memandang ikan bermandi ombak
“alangkah bahagia hidup di kolam”

seekor ikan
menatap langit
ditangkapnya sinar mentari
direguknya angin
memandang capung berkilau cahaya
“alangkah bahagia hidup di langit”
(des.96)
Dorothea Rosa Herliany
1. Tentukan citraan puisi di atas!
2. Tentukan Efoni dan Kakofoni puisi tersebut!
3. Tentukan tema atau peasan moral puisi di atas!

BIOLA TAK BERDAWAI (II)

Renjani masih merasa berat hati untuk menerima cinta Bhisma karena trauma masa lalu yang masih sangant melekat. Bhisma yang merasa cintanya ditolak menjadi marah dan putus asa, dibakarnya lagu-lagu yang sudah diciptakannya dan juga jari telunjuknya supaya tidak bisa lagi bisa membuat lagu.
Suatu hari akhirnya Bhisma datang kembali ke tempat Renjani, ditunjukkannya sebuah lagu yang belum selesai karena perasaannya yang putus di tengah jalan. Renjani meminta Bhisma menyelesaikan sepenggal lagu yang belum selesai itu. Bhisma menerima itu dengan syarat Renjani dan Dewa mau menghadiri resetial yang akan dia tampilkan.
Pada malam pementasan itu Renjani dan Dewa tidak datang, begitu marah Bhisma akan hal itu. Pada hari berikutnya didatangilah renjani namun tak Bhisma temukan keberadaannya, akhirnya baru ia tahu bahwa Renjani telah meninggal karena kanker rahim yang diderita sudah sangat parah.Di akhir cerita Bhisma pergi ke makam Renjani dengan Dewa, katanya,"De.....wa....sayang ibu........."

Minggu, 19 April 2009

TANDA BACA-Teori

PENULISAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
Dipakai untuk:
1. Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Ibuku tinggal di Bandung.
Kakek berbincang-bincang dengan nenek.
2. Akhir singkatan nama orang.
Contoh: W.R. Soepratman
W.S. Rendra
3. Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. : Doktor
S.E. :Sarjana Ekonomi
4. Singkatan kata/ ungkapan yang sudah umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
a.n. : atas nama
yth. : yang terhormat
5. Belakang angka atau huruf dalam satu bagan, ihktisar, atau daftar.
Contoh:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria

Penyiapan Naskah:
1. Patokan Umum
1.1. Isi Karangan
1.2. Ilustrasi
B. Tanda Koma (,)
Dipakai untuk:
1. Unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membeli buku, pensil, dan tas.
Satu, dua, tiga......empat!
2. Memisahkan kalimat setara yang atau dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan.
Contoh:
Saya ingin pergi, tapi hari hujan.
Demi bukan anak pak Harun, tapi anak pak Haji.
3. Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Di belakang kata atau ungkapan yang penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. (oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi )
Contoh:
Oleh karena itu, kita harus berangkat sekarang.
Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Di belakang kata seperti o, ya waduh, aduh,dan kasihan yang terdapat di awal kalimat.
Contoh:
O, begitu caranya.
Wah, kamu pandai juga ya.
6. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya bangga sekali,” kata Ayah “akhirnya kamu meraih cita-citamu.”
7. Di antara:
i. Nama dan alamat
Contoh:
Sdr. Soetanto, Jalan Kenari, Menteng, Jakarta.
ii. Bagian-bagian alamat
Contoh:
Jalan Garuda VII No 12, Pondok Cikunir, Jati Bening Bekasi.
iii.Tempat dan tanggal
Contoh:
Tangerang, 3 Februari 09
iv. Nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutuan.
Contoh:
Jakarta, Indonesia
Chiang Mai, Thailand
8. Menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh:
Marah Rusli : Rusly, Marah
Kahlil Gibran: Gibran, Kahlil
9. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
Contoh:
Saepul Jalil, S.E.
Prof. Dr. B.J. Habibie, M.Sc.
10. Di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh;
12,54 m
Rp 9.999,99
11. Mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh:
Guru saya, Pak Bajury, kocak sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak laki-laki yang makan sirih.
C. Tanda Titik Koma (;)
Dipakai untuk:
1. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Hujan sudah reda; petir masih menyambar-nyambar.
2. Memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah membaca koran; ibu memasak; adik bermain; aku belajar matematika.
D. Tanda Titik Dua(:)
Dipakai :
1. Pada akhir suatu peryataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Yang kita perlukan adalah barang-barang sebagai berikut: kursi, meja, dan lemari.
Sekolah Menengah Kejuruan itu membuka jurusan: Akuntansi, Tata Boga, Tata Busana, dan Elektronika.
2. Sesudah kata atau gabungan kata yang memerlukan pemerincian.
Contoh:
Ketua : Johannes Bakti
Tempat Sidang : Aula Nusantara.
E. Tanda Hubung (-)
Dipakai:
1. Untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
........................ ternyata ka-
mu mengingkari hal itu.
2. Sebagai tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh;
................................. cara kamu meng-
ukur panas.
.................................. cara baru me-
ngukur kelapa.
3. Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: buku-buku, laba-laba, jari-jari, rumah-rumah
4. Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: Gajah Mada : G-a-j-a-h-M-a-d-a
25-5-2009
5. Memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh:
Ber-evolusi dengan berevolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang-ramah.
6. Merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh:
se-Indonesia
ke-2
tahun 90-an
ber-KTP
sinar-X
7. Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (−)
Dipakai dalam hal:
1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan bangsa itu − saya yakin akan tercapai − diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian dan juga pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Mengantarai dua bilangan atau tanggal yang berarti “sampai dengan” atau di antara dua nama kata yang berarti “ke” atau “sampai”.
Contoh:
1978 − 1987
Jakarta − Bandung
Tanggal 5 − 9 Desember 2003.
G. Tanda Elipsis (...)
Dipakai untuk:
1. Menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu…………ya, marilah kita bergerak.
2. Menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Sebab-sebab akan kemerosotan……..akan diteliti lebih lanjut.
H. Tanda Tanya (?)
Dipakai:
1. Pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
Kapan ia akan berangkat?
Bukumu mana?
2. Di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1987(?)
Uangnya sebanyak 10 juta Rupiah (?) hilang
I. Tanda Seru (!)
Dipakai sesudah ungkapan atau peryataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar ini sekarang juga!
Merdeka!
Masaka! Sampai hati juga ia meninggalkan anaknya.
J. Tanda Kurung ( (......) )
Dipergunukan dalam hal:
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
DIP ( Daftar Isian Proyek ) kantor itu sudah selesai.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Keterangan itu ( lihat table 10 ) menunjukkan arus perkembangan baru pasaran dalam negeri.
3. Mengapit angka atau huruf yang memerinci atau seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh:
Faktor-faktor produksi mencakup:
(1) alam,
(2) tenaga kerja, dan
(3) modal.
K. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
Digunakan untuk mengapit:
1. Huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagiannya yang ditulis orang lain.
Contoh:
Sang Sapemba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Keterangan dalam kalimat penjelasan yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
( Perbedaan antara dua macam proses itu [ lihat bab I ] tidak dibicarakan )
L. Tanda Petik/ kutip (“........” )
Dipakai untuk:
1. Mengapit petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
“Sudah siap?” tanya komandan regu.
2. Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Cinta di Balik Kelambu” menjadi polemik.
Bacalah “Hati Yang damai” dari buku Sesejuk Relung Hati.
3. Mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Ia bercelana panjang model “cut brai”
M. Tanda Petik Tunggal (‘......’)
Dipakai untuk:
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Kika, “Kamu dengar bunyi ’kriuk-kriuk’ tadi?”
2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
Rate of inflation ‘laju inflasi’
N. Tanda Garis Miring ( / )
Dipakai:
1. Dalam penomoran kode surat.
Contoh:
No.007/JB/2008
2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Contoh:
mahasiswa/mahasiswi
Jalan Pakis Raya IX/009
Harga kue itu Rp 12.000,00/bungkus.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
‘kan ku coba.
t’lah lama ku tungggu dirimu.
13 November ‘08

Kamis, 16 April 2009

Tanda Baca latihan

LATIHAN BAHASA INDONESIA
Nama :
Kelas :
Hari/ Tanggal :

1. No … 6036/F8/H.4/1987
Hal … Pengiriman buku
Lampiran … Tiga
2. Dengan hormat…
Saudara Sutaryo…mahasiswa FKIP Universitas Lampung meminta buku..buku kebahasaan kepada kami….
3. Tulislah tokoh…tokoh…latar…dan alur dalam cerpen…
4. Ibu berkata … …Andi lekas mandi….hari sudah sore… …
5. Tarigan...H.G .... 1989...Pengajaran Kosakata...Bandung... Angkasa...
6. Tulislah tokoh...tokoh...latar...dan alur dalam cerpen....
7. Toto Sudarto Bachtiar dilahirkan di Palilama...Cirebon...Jawa Barat... ...12 Oktober 1929...
8. Purwo...Bambang kaswanti... 1991... Bulir...bulir Sastra dan Bahasa....Jakarta...Kanisius
9. Tuliskan pokok..pokok berita yang telah kalian dengarkan...
10. Air dari lautan...sungai...darat...menguap menjadi uap air karena sinar matahari...
11. ...Selamat pagi...Sam... Ayo...sudah pukul tujuh... ... serunya...
12. Stellamaris International School
Cluster Vatican...Sektor 8A...Gading Serpong...Tangerang
13. Pensi ...Pentas Seni... tidak dapat dipisahkan dari agenda kegiatan siswa SMP dan SMA...
14. TNI AU ...Angkatan Udara... mendapat tambahan 6 pesawat Sukhoi baru dari parik Irkuts di Rusia...
15. Buatlah karangan singkat tentang apa saja ...tema bebas... ...

Resensi film

Pada sesi ini siswa membuat resensi ( penilaian ) kelebihan dan kekurangan dua buah film, yaitu Otomatis Romantis dan Naga Bonar Jadi 2. Dalam topik ini ini siswa: (1) membuat ringkasan cerita, (2) menyebutkan tokoh-tokoh dan karakternya, (3) menilai kelebihan dan kekurangan film, (4) membandingkan kedua film tersebut.

Selasa, 14 April 2009

"BIOLA TAK BERDAWAI " ( I )

Film Biola Tak Berdawai menceritakan tentang kehidupan dari para wanita yang mendedikasikan dirinya merawat anak-anak yang dibuang oleh orang tuanya
di Panti Asuhan Ibu Sejati.
Panti Asuhan Ibu Sejati adalah sebuah panti asuhan yang didirikan oleh Rinjani ( Ria Irawan ) untuk memanfaatkan rumah peninggalan neneknya yang sangat luas. Rinjani mendirikan panti asuhan ini karena ia memiliki pengalaman pahit menggugurkan kandungannya karena hasil dari perkosaan pelatih tari baletnya.
Di panti asuhan ini Rinjani dibantu dokter Wid ( Jajang C Noer ) yang mendedidikasikan dirinya karena semasa kecilnya ia kehilangan keenam adiknya yang digugurkan ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.
di panti asuhan ini ini mengalami pergulatan batin dalam mengasuh Dewa, anak yang cacat segalanya ( tuna daksa ), dalam pergulatan ini ia bertemu dengan Bisma ( Nicholas Saputra ) seorang pemain biola.

Minggu, 12 April 2009

FIELD TRIP BAHASA KE GEDUNG KESENIAN JAKARTA ( GKJ )

Belajar tidak hanya di dalam ruang kelas, itu sebuah realita dan harapan yang bagus. Di luar ruang kelas siswa dapat belajar secara live ( langsung ). Dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan tentang sastra umumnnya dan seni teater khususnya, siswa StellaMaris International School Gading Serpong di ajak ke Gedung Kesenian Jakarta yang berlokasi di Pasar Baru untuk menyaksikan Pementasan Teater.
Pada hari sabtu 21 Maret 2009, siswa-siswi diberangkatkan dari sekolah pada pukul 13.00 WIB untuk menyaksikan pementasan teater Bawang Merah Bawang oleh Teater Ananda pimpinan Aditya Gumai. Fieldtrip kali ini dilakukan bersaaman dengan adanya Acara PESKA ( Pentas Mutiara Kesenian Anak ) yang berlangsung dari tanggal 20 - 22 Maret 2009.
Bagi para siswa mereka mendapat tugas untuk mengerjakan Project yang berkaitan dengan Pementasan Teater ini.
Field trip bahasa yang berlangsung diikuti oleh kurang lebih 100 siswa dan 8 guru dan karyawan sebagai pendamping. Pementasan Teater BawangMerah dan Bawang Putih di awali dengan pementasan operet singkat yang berjudul Desa Naga, berikutnya diisi dengan Lipsing lagu Oh Baby yang disertai gerak dan tari. Acara berikutnya adalah drama singkat yang berjudul Go Go Green, drama ini berisi ajakan untuk menjaga lingkungan kita tetap hijau penuh dengan tumbuh-tumbuhan. Acara utama baru dimulai setelah didahului dengan Lipsing lagi yang mengambil lagu dengan judul DIAM TANPA KATA dari group D' Massiv.
Acara utama yaitu pementasan teater Bawang Merah dan Bawang Putih kali ini disajikan dengan cara yang unik, dimana setiap pemain hanya melakukan Lipsing suara menggunkan bahasa Inggris. Suatu hal yang menjadi nilai lebih karena mereka menampilkan dengan bagus meskipun ceritanya sudah kita ketahui pada umumnya.

Minggu, 22 Maret 2009

PERIODISASI SASTRA

PERIODISASI SASTRA INDONESIA

1. Periodisasi Sastra menurut H B Yassin
(1) Sastra Melayu Lama
(2) Sastra Indonesia Modern
Angkatan 20
Angkatan 30 ( Pujangga Baru )
Angkatan 45
2. Periodisasi Sastra menurut Sabarudin Ahmad
(1) Kesusastraan Lama
Dinamisme
Hinduisme
Islamisme
(2) Kesusastraan Baru
Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
Masa Balai pustaka
Masa Angkatan 45
3. Periodisasi Sastra menurut Usman Effendi
(1) Kesusastraan Lama
(2) Zaman Peralihan ( Zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi )
(3) Kesusastraan Baru
Zaman Balai Pustaka ( 1908 )
Zaman Pujangga Baru ( 1933 )
Zaman Jepang ( 1942 )
Zaman Angkatan 45 ( 1945 )
4. Periodisasi Sastra menurut Ajip Rosidi
(1) Masa Kelahiran atau Masa Kejadian ( awal abad XX -1945 )
Periode awal abad XX – 1933
Periode 1933 – 1942
Periode 1945 - 1945
(2) Masa Perkembangan ( Sejak 1945 – hingga kini )
Periode 1945 – 1953
Periode 1953 – 1960
Periode 1960 – hingga kini
5. Periodisasi Sastra menurut JS Badudu
(1) Kesusastraan Lama dan Angkatan Lama
Kesusastraan Masa Purba
Kesusastraan Masa Hindu Arab
(2) Kesusastraan Masa Peralihan dan Angkatan Peralihan
Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
Angkatan Balai Pustaka
(3) Kesusastraan Baru dan Angkatan Baru
Angkatan Pujangga Baru
Amgkatan Modern ( Angkatan 45 )
Angkatan Muda

HURUF KAPITAL

HURUF KAPITAL
Definisi Huruf Kapital
Huruf Kapital disebut juga Huruf Besar.
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus ( lebih besar dari huruf biasa ), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.
Huruf Kapital dipakai sebagai:
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
Petani memanen padi yang sudah tua.
Siapakah presiden kita?
Cepat kerjakan!
2. Huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita berangkat?”
“Besok pagi,” kata Ibu,”sekalian ke rumah kakek.”
“Kemarin kamu ke rumah Imas,” tanya Dodi.
3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Biksu sedang membaca Kitab Weda.
Pendeta membaca ayat-ayat suci dari Alkitab.
Tuhan akan menunjukkan jalan pada hamba-Nya.
4. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Sultan HB IX.
Haji Agus Salim.
Tengku Muhammad Hasan.
Nabi Ibrahim.
5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wakil Presiden Jussuf Kalla.
Jendral Sutanto.
Gubernur Tangerang.
Sekretaris Jendral Departemen Pertanian.
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Amir Hamzah
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Batak
bahasa Perancis
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
tahun Hijriah
tarikh Masehi
September
Sabtu
hari Natal
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9. Huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Asia Tenggara, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Sentani, Gunung Bromo, Jalan Asia-Afrika.
10. Huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. = Doktor
Prof. = Profesor
Tn. = Tuan
Ny. = Nyonya
S.H. = Sarjana Hukum
11. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. ( Termasuk unsur bentuk ulang sempurna)
Contoh:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden
Undang-Undang Dasar 45
Perserikatan Bangsa-Bangsa
12. Huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan.
Contoh:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dia adalah agen majalah Angkasa.
13.Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.
Contoh:
“Kapan Bapak berangkat?”tanya Anto
Adik bertanya, “Itu apa Bu?”
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
14. Huruf pertama kata ganti Anda.
Surat Anda telah kami terima.
Silahkan Anda masuk.

RESENSI

RESENSI
A. Definisi Resensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) resensi berarti pertimbangan atau perbincangan tentang buku; ulasan buku. Namun dalam perkembangannya resensi tidak hanya tentang buku bisa juga untuk film, musik/ lagu.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere yang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Arti yang sama untuk istilah tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Ringkas kata, resensi berarti membuat ulasan, kajian, atau pertimbangan buku, film, musik/ lagu. Dalam kajian ini kita menimbang tentang kelebihan dan kekurangan dari obyek yang kita resensi.

B. Macam-macam Resensi
Beberapa macam resensi:
a. Resensi Buku:
Resensi buku adalah bentuk kajian atau ulasan yang paling banyak dijumpai. Resensi ini mengulas atau mengkaji tentang kelebihan dan kekurangan dari suatu buku.
b. Resensi Film:
Resensi film mengulas atau mengkaji tentang kelebihan dan kekurangan dari suatu film.
c. Resensi Musik/ Lagu:
Resensi musik/ lagu mengulas atau mengkaji tentang kelebihan dan kekurangan dari suatu kumpulan musik atau lagu.
C. Cara menulis resensi ( BUKU )
(1) judul buku, (2) pengarang, (3) penerbit, (4) tahun terbit beserta cetakannya, (5) tebal buku, dan (6) harga buku (jika diperlukan). Unsur tubuh resensi merupakan bagian inti dari suatu resensi. Bagian ini memuat diantaranya (1) sinoposis atau isi buku secara bernas dan kronologis, (2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, (3) keunggulan buku, (4) kelemahan buku, (5) rumusankerangkan buku, (6) tinjauan bahasa, dan (7) adanya kesalahan cetak. Terakhir, unsur penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
D. Contoh-contoh resensi
1. Resensi Film

Sinopsis
Butterfly berkisah tentang tiga orang sahabat, Vano (Andhika Pratama), Tia (Poppy Sovia), dan Desi (Debby Kristi). Karena dari awal sudah cukup dekat dengan Tia, lama-kelamaan timbul sikap protektif dari diri Desi terhadap Tia. Tia sendiri jatuh cinta pada Vano, namun Vano justru menunjukkan ketertarikan pada Desi. Dengan alasan untuk menjaga persahabatan mereka, Desi meminta Tia untuk berjanji agar mereka bertiga tetap menjadi sahabat tanpa adanya unsur-unsur cinta.
Cerita mulai berkembang pada saat Desi menginginkan mereka mengadakan perjalanan keliling Jawa sebagai perayaan ulang tahunnya yang ke-20. Dan di dalam perjalanan tersebut, sedikit demi sedikit mulai terbuka kenyataan yang selama ini tersembunyi.
Resensi
Saya mungkin jarang menonton film Indonesia bertema seperti ini, tapi dari semua yang pernah saya tonton, “Butterfly” adalah salah satu yang terbaik dari sisi cerita. Meskipun menggunakan alur cerita flashback, kisah dalam “Butterfly” tetap dapat diikuti dengan runut. Tidak seperti kebanyakan film lokal yang penuturan ceritanya sepertinya kelinci berjalan alias melompat-lompat.
Kekurangan dari film ini hanya satu. Rahasia Desi seharusnya sudah dapat dimengerti atau dirasakan oleh Tia sejak dulu, secara mereka bersahabat dekat. Namun kenyataannya tidak. Dan ini lah yang membuat alur cerita tampak sedikit janggal. Padahal untuk sebuah film lokal, “Butterfly” menawarkan ending yang cukup ‘berani’. Sayangnya, gara-gara kejanggalan tersebut, surprise yang seharusnya diberikan oleh ending tersebut menjadi sedikit berkurang efek kejutnya.
Satu hal lagi. Akting para pemain, kecuali Andhika Pratama, cukup baik dan total. Untuk Andhika sendiri entah kenapa terasa sedikit kurang alami.
Akhir kata, mumpung masih tayang, tonton deh film ini.
2. Resensi Buku
Catatan Perempuan Wartawan di Tengah Konflik Timtim

Judul: Timor Timur, Satu Menit TerakhirPenulis: CM Rien KuntariPenerbit: Mizan Pustaka, BandungCetakan: November 2008Tebal: 483 halamanPeristiwa lepasnya Timor Timur (Timtim) dari Indonesia diwarnai berbagai konflik, baik secara politik maupun sosial. Bahkan konflik tersebut berujung pada pertumpahan darah. Hal yang mengusik keingintahuan adalah, bagaimana seorang juru warta harus bersikap di tengah konflik tersebut.
Itulah yang dicoba disampaikan buku ini. Penulisnya, CM Rien Kuntari, tidak hanya mengisahkan berbagai peristiwa yang terjadi di Timtim baik menjelang maupun sesudah jajak pendapat, tetapi juga bagaimana ia sebagai seorang wartawan harus bertindak dan bersikap di tengah pihak-pihak yang sedang bertikai.
Dalam buku ini, Rien menyampaikan banyak pengalamannya selama melakukan tugas jurnalistiknya yang mungkin tidak pernah ia tulis dalam pemberita. Salah satu alasannya adalah untuk meredam konflik ataupun gesekan sosial yang semakin melebar. Sebab, seperti dikisahkan Rien, tulisan dalam media dapat mengubah sikap kelompok-kelompok tertentu di Timtim dalam sekejap. Kemarahan kelompok pro-integrasi dan pro-kemerdekaan dapat terpicu setelah mengetahui tulisan yang dimuat di dalam media.
Bahkan tidak jarang tulisan tersebut dapat memunculkan tuduhan dan "cap" tertentu pada sebuah media, misalnya media yang mendukung integrasi, atau media yang justru mendukung kemerdekaan Timtim. Bahkan, karena hal itu, acap kali wartawan dari media yang bersangkutan menjadi sasaran kemarahan kelompok-kelompok yang bertikai.Rien misalnya pernah menjadi target kemarahan pasukan milisi. Kelanjutannya, muncul skenario untuk menculik dan "menghabisi" wartawan Kompas (penulis adalah wartawan harian Kompas) tersebut. Menurut informasi yang ia dapat, rencana tersebut dikeluarkan dalam rapat tertutup antara pihak pro-otonomi yang melibatkan pasukan Aitarak dan FPDK (Forum Persatuan Demokrasi dan Keadilan).
Di mata kelompok pro-integrasi Rien merupakan wartawan yang telah melakukan dosa yang tidak terampuni, yakni memberikan berita yang seimbang dalam pemberitaan untuk pihak pro-kemerdekaan. Bahkan kepiawaian Rien dalam menjalin hubungan pihak-pihak pro-kemerdekaan telah memunculkan tuduhan dirinya bukan seorang nasionalis. Hal ini menguat ketika Kompas menurunkan laporan tentang Falintil dan wawancara khusus dengan Taur Matan Ruak dalam tiga halaman penuh pada HUT Falintil ke-24.
Padahal Rien sendiri hanya melakukan profesinya sebagai wartawan secara profesional, yakni tidak memihak pada salah satu kubu yang sedang berseberangan secara kepentingan. Namun di lapangan, seperti di wilayah konflik, kenetralan ini dapat diartikan lain. Dengan begitu, seorang wartawan memang dituntut lebih peka lagi dalam melakukan kegiatannya di wilayah tersebut.Teror dan intimidasi terhadap wartawan memang hal yang biasa terjadi di Timtim pada masa sekitar jajak pendapat. Salah satu korban yang dicatat oleh Rien adalah wartawan Financial Times biro Jakarta, Robert Thoenes. Menurut Rien, wartawan itu tewas terbunuh dengan sayatan di seluruh bibir dan sebagian wajahnya.
Hal lain yang menarik dari buku ini adalah keterusterangan Rien dalam mengungkapkan fakta yang ditemuinya di Timtim, misalnya saja ia mengisahkan bagaimana kekejaman kaum milisi menghabisi rombongan misonaris yang hendak pergi ke Los Palos dari Baucau. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September 1999. Pada saat itu, sembilan orang tewas dengan menyedihkan, di antara para misionaris terdapat seorang sopir, dua orang pemudi, dan satu orang wartawan.
Rien sendiri mengakui, ketika dirinya menjadi target pembunuhan kaum milisi, ia mengalami ketakutan yang luar biasa. Sebagai manusia biasa, ia juga merasakan kengerian ketika warga Timtim yang sebelumnya tampak ramah, tiba-tiba berbalik menjadi tidak bersahabat dan bahkan menampakkan sikap permusuhan. Bahkan sebelumnya ia juga sempat dihadang moncong pistol yang dihadapkan ke arah kepalanya dari jarak dekat.
Namun, nalurinya sebagai wartawan tidak menyurutkan ia untuk kembali ke Timtim. Ia seperti merasa "gatal" jika hanya memantau perkembangan situasi di Timtim dari Jakarta. Ia merasa harus langsung berada di Timtim untuk melihat apa saja yang sebenarnya terjadi di wilayah itu, ketimbang mengutip dari berbagai media asing dengan berbagai versi.
Itu sebabnya, ketika INTERFET (International Force for East Timor) yang dikomandani Australia memintanya untuk kembali ke Timtim pada pertengahan Oktober 1999, ia langsung menyambutnya. Apalagi hal ini didukung oleh atasan Rien di harian tempatnya bekerja.Mengenai hal ini, Rien menuliskan, bahwa pada akhirnya INTERFET membutuhkan media juga untuk mengimbangi pemberitaan negatif mengenai Australia. Padahal sebelumnya wartawan Indonesia betul-betul mengalami perlakuan diskriminasi dari pasukan tersebut.
Memang, persoalan Timtim tidak lepas dari persoalan hubungan antara Australia dan Indonesia. Sejak pasukan INTERFET tiba di Indonesia, hubungan kedua negara ini selalu memanas. Hal ini tidak lepas dari sikap Australia yang arogan terhadap Indonesia. Hal ini bahkan menyulut protes dari Indonesia.
Salah satu kasus yang memicu ketegangan antara Indonesia dan Australia adalah operasi rahasia yang dilakukan oleh Australia di wilayah Timtim. Meskipun hal ini diprotes oleh pihak TNI, namun pihak Australia tetap tidak ambil pusing. Pada perkembangan berikutnya, aksi Australia ini mengundang kemarahan sejumlah negara, termasuk Amerika. Kemarahan Amerika tersebut dipicu oleh keengganan Australia untuk membagi hasil dari operasi rahasia tersebut.
Hal lain yang menarik dalam buku ini adalah bagaimana sebagai seorang wartawan Rien memiliki tanggung jawab yang tidak sekadar menuliskan berita secara netral tetapi berpikir dengan spektrum ataupun kepentingan yang luas. Misalnya saja ketika ia menghadiri homili Uskup Mgr Filipe Ximenes Belo, SDB pada misa penutupan bulan Oktober, atau bulan devosi kepada Bunda Maria.
Dalam khotbahnya ketika itu, uskup justru menjelek-jelekkan Indonesia. Bahkan secara terang-terangan ia menyerang kaum milisi dengan menyatakan kaum milisi harus "mencuci tangan yang berlumuran darah", dan menebus dosa yang telah diperbuatnya secara setimpal.Khotbah tersebut disampaikan secara berapi-api seakan tidak satupun kebaikan di pihak Indonesia. Padahal ketika kekacauan di Timtim memuncak justru dialah yang lari meninggalkan umatnya di Timtim, dan misionaris Indonesialah yang tetap berada di Timtim.
Isi khotbah tersebut membuat Rien bertanya-tanya, apakah benar ia tengah mendengar khotbah dari seorang penerima Nobel Perdamaian? Jika menuruti keinginan hati, mungkin Rien ingin menuliskan apa yang didengarnya itu ke dalam berita. Namun pada saat itu ia teringat kepada Xanana, Taur Matan Ruak, dan Falur Rate Laec. Ketiga tokoh Timtim yang tidak pernah lepas dari senjata itu justru selalu meniupkan angin perdamaian, rekonsiliasi dan perdamaian.Akhirnya, Rien memilih memihak kepada Xanana dan kawan-kawannya. Ketimbang menuliskan berita yang berisi ucapan menyakitkan dari sang uskup yang mungkin akan menyulut gesekan yang lebih luas, baik ia menuliskan berita yang lebih menyejukkan setiap pihak. Sebab dengan begitu perdamaian di Timtim akan lebih mudah terwujud.
Secara garis besar, dalam buku ini dapat dilihat bagaimana seorang wartawan menjalankan tugasnya. Wartawan tidak hanya dituntut untuk memiliki kepiawaian dalam menjalankan profesinya, serta keberanian dalam menghadapi situasi yang paling ekstrem, tetapi juga mempunyai hati untuk menentukan keutamaan. Virtus in medio, keutamaan itu ada di tengah.****
3. Resensi Lagu/ Musik
Ketika para personil Lamb Of God [LOG] mengatakan kalau materi-materi album barunya, Wrath, akan mengejutkan tentu saja semua orang menunggu hasilnya. Ketika saya mendapatkan album ini dan mendengarkannya, ternyata tidak ada yang mengejutkan: tidak terlalu banyak yang baru. Tidak buruk memang, hanya saja tidak ada yang baru. Unsur thrash metal seperti Testament minus melodiousness-nya [karakter vokal low growl Randy Blythe mengingatkan pada vokal Chuck Billy in a way] atau groove metal seperti Pantera semakin jelas a la LOG, tapi that's it. Dual permainan gitaris Mark Morton dan Will Adler tidak terlalu nampak perkembangan, masih tight tapi serupa dengan album Sacrament. In Your Words cukup representatif sebagai lagu pertama [sesudah intro The Passing], aransemen musik dipadu dengan permainan vokal yang cukup unik. Serangan musik sejak awal sangat old school thrash metal dengan sound kekinian, dan nampaknya dari lagu pertama sepertinya LOG ingin memperkenalkan approach vokal baru Blythe, yang sedikit cukup berhasil. Seperti yang saya bilang di atas, cukup Testament-ish untuk departemen vokal, dan beberapa part aransemen lagu. Contractor justru sangat terasa unsur pengaruh Pantera, dengan formula seperti album LOG era album New American Gospel. Lagu ini kental dengan thrash metal dan groove metal yang khas new metal [no, bukan nu-metal]. Broken Hands adalah salah satu lagu yang paling enerjik dalam album ini dengan breakdown yang bagus. Vokal Blythe terasa prima di sini. Pada Reclamation ada unsur southern music, lagu ini cukup menarik. Sedikit eksperimental dan output-nya cukup berhasil. Lagu ini cukup menjadi penutup yang pantas. Wrath mungkin lebih berpengaruh pada fans lama [atau malah kecewa?!], tapi kalau mengambil fans baru sepertinya tidak berhasil. Saya sendiri berharap akan ada sesuatu yang baru, tapi tidak terlalu mendapat apa-apa di sini. Mungkin mereka terlalu cepat merilis album? Karena sepertinya beberapa lagu di sini adalah lagu-lagu yang tidak masuk ke dalam album Sacrament atau Ashes of The Wake. At least, mereka masih memainkan musik metal yang brutal dan cukup heavy. Kalau mau sesuatu yang menarik dari Lamb Of God, mungkin menonton DVD Walk With Me In Hell akan jauh lebih menarik. Tapi saya rasa tidak akan mengurangi keinginan saya untuk menyaksikan mereka secara live nanti di bulan Maret.

Selasa, 24 Februari 2009

TANDA BACA

PENULISAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
Dipakai untuk:
1. Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Ibuku tinggal di Bandung.
Kakek berbincang-bincang dengan nenek.
2. Akhir singkatan nama orang.
Contoh: W.R. Soepratman
W.S. Rendra
3. Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. : Doktor
S.E. :Sarjana Ekonomi
4. Singkatan kata/ ungkapan yang sudah umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
a.n. : atas nama
yth. : yang terhormat
5. Belakang angka atau huruf dalam satu bagan, ihktisar, atau daftar.
Contoh:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria

Penyiapan Naskah:
1. Patokan Umum
1.1. Isi Karangan
1.2. Ilustrasi
B. Tanda Koma (,)
Dipakai untuk:
1. Unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membeli buku, pensil, dan tas.
Satu, dua, tiga......empat!
2. Memisahkan kalimat setara yang atau dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan.
Contoh:
Saya ingin pergi, tapi hari hujan.
Demi bukan anak pak Harun, tapi anak pak Haji.
3. Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Di belakang kata atau ungkapan yang penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. (oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi )
Contoh:
Oleh karena itu, kita harus berangkat sekarang.
Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Di belakang kata seperti o, ya waduh, aduh,dan kasihan yang terdapat di awal kalimat.
Contoh:
O, begitu caranya.
Wah, kamu pandai juga ya.
6. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya bangga sekali,” kata Ayah “akhirnya kamu meraih cita-citamu.”
7. Di antara:
i. Nama dan alamat
Contoh:
Sdr. Soetanto, Jalan Kenari, Menteng, Jakarta.
ii. Bagian-bagian alamat
Contoh:
Jalan Garuda VII No 12, Pondok Cikunir, Jati Bening Bekasi.
iii.Tempat dan tanggal
Contoh:
Tangerang, 3 Februari 09
iv. Nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutuan.
Contoh:
Jakarta, Indonesia
Chiang Mai, Thailand
8. Menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh:
Marah Rusli : Rusly, Marah
Kahlil Gibran: Gibran, Kahlil
9. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
Contoh:
Saepul Jalil, S.E.
Prof. Dr. B.J. Habibie, M.Sc.
10. Di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh;
12,54 m
Rp 9.999,99
11. Mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh:
Guru saya, Pak Bajury, kocak sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak laki-laki yang makan sirih.
C. Tanda Titik Koma (;)
Dipakai untuk:
1. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Hujan sudah reda; petir masih menyambar-nyambar.
2. Memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah membaca koran; ibu memasak; adik bermain; aku belajar matematika.
D. Tanda Titik Dua(:)
Dipakai :
1. Pada akhir suatu peryataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Yang kita perlukan adalah barang-barang sebagai berikut: kursi, meja, dan lemari.
Sekolah Menengah Kejuruan itu membuka jurusan: Akuntansi, Tata Boga, Tata Busana, dan Elektronika.
2. Sesudah kata atau gabungan kata yang memerlukan pemerincian.
Contoh:
Ketua : Johannes Bakti
Tempat Sidang : Aula Nusantara.
E. Tanda Hubung (-)
Dipakai:
1. Untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
........................ ternyata ka-
mu mengingkari hal itu.
2. Sebagai tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh;
................................. cara kamu meng-
ukur panas.
.................................. cara baru me-
ngukur kelapa.
3. Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: buku-buku, laba-laba, jari-jari, rumah-rumah
4. Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: Gajah Mada : G-a-j-a-h-M-a-d-a
25-5-2009
5. Memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh:
Ber-evolusi dengan berevolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang-ramah.
6. Merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh:
se-Indonesia
ke-2
tahun 90-an
ber-KTP
sinar-X
7. Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (−)
Dipakai dalam hal:
1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan bangsa itu − saya yakin akan tercapai − diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian dan juga pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Mengantarai dua bilangan atau tanggal yang berarti “sampai dengan” atau di antara dua nama kata yang berarti “ke” atau “sampai”.
Contoh:
1978 − 1987
Jakarta − Bandung
Tanggal 5 − 9 Desember 2003.
G. Tanda Elipsis (...)

H. Tanda Tanya (?)
I. Tanda Seru (!)
J. Tanda Kurung ( (......) )
K. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
L. Tanda Petik/ kutip (“........” )
Dipakai untuk:
1. Mengapit petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
“Sudah siap?” tanya komandan regu.
2. Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Cinta di Balik Kelambu” menjadi polemik.
Bacalah “Hati Yang damai” dari buku Sesejuk Relung Hati.
3. Mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Ia bercelana panjang model “cut brai”

M. Tanda Petik Tunggal (‘......’)
Dipakai untuk:
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Kika, “Kamu dengar bunyi ’kriuk-kriuk’ tadi?”
2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
Rate of inflation ‘laju inflasi’
N. Tanda Garis Miring ( / )
Dipakai:
1. Dalam penomoran kode surat.
Contoh:
No.007/JB/2008
2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Contoh:
mahasiswa/mahasiswi
Jalan Pakis Raya IX/009
Harga kue itu Rp 12.000,00/bungkus.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
‘kan ku coba.
t’lah lama ku tungggu dirimu.
13 November ‘08

BUKU HARIAN ( DIARY )

MENULIS BUKU HARIAN

Menurut definisi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia ) buku harian adalah buku tulis yang berisi catatan tentang kegiatan yang dilakukan dan dialami setiap hari.
Buku harian merupakan suatu bentuk tulisan pribadi dimana kita dapat mengungkapkan pikiran, pengalaman, dan perasaan hati kita dengan jujur.

Rabu, 18 Februari 2009

KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF

Definisi kalimat:
Kalimat adalahkesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.

Berdasarkan aktivitas predikatnya kalimat dapat dibedakan menjadi:
1. Kalimat aktif: Kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan dan obyeknya dikenai pekerjaan.
a. Aktif transitif : Kalimat aktif yang predikatnya (P) membutuhkan obyek (O)
Contoh: Andrian melempar bola basket ke ring.
Petani menanam padi di sawah.
*kalimat aktif biasanya kata kerjanya menggunakan awalan me-

b. Aktif intransitif : Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang predikatnya (P) tidak
membutuhkan obyek (O)
Contoh: Rossa bernyanyi gembira.
Ayam jantan berkokok di pekarangan.
*kalimat aktif intransitif biasanya kata kerjanya menggunakan awalan ber-

c. Aktif dwitansitif : Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat aktif yang di dalamnya terdapat
obyek ( O ) dan pelengkap ( Pel. )
Contoh: Kakak membuatkan adik layang-layang.
Ibu menjahitkan nenek baju kebaya.
Catatan: Pada kalimat di atau, layang-layang dan baju kebaya adalah pelengkap ( pel ),
sebab kedua kata tersebut tidak bisa menjadi subyek dalam bentuk pasif.
*** Adik dibuatkan kakak layang-layang. bukan
Layang-layang dibuatkan kakak adik.
***Nenek dijahitkan ibu baju kebaya. bukan
Baju kebaya dijahitkan ibu nenek.
2. Kalimat Pasif : Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya ( S ) dikenai pekerjaan oleh
obyek ( O ), biasanya predikatnya ( P ) menggunakan imbuhan di-.
Contoh: Rusa dikejar harimau tutul.
Ikan emas digoreng ibu.